Nama: Sri Harany
NIM: 1011C1017
Prodi: S1 Analis Klinis
Tugas Aplikom
Judul : Kimia Anorganik
NIM: 1011C1017
Prodi: S1 Analis Klinis
Tugas Aplikom
Judul : Kimia Anorganik
Penulis : Taro Saito
Penerjemah : Prof. Dr. Ismunandar
Tahun : 2008
Penerjemah : Prof. Dr. Ismunandar
Tahun : 2008
Diambil dari BAB 6
INTISARI SENYAWA
KOMPLEKS DARI BUKU TARO SAITO
Pengertian senyawa kompleks
Titrasi kompleksometri adalah salah satu metode
kuantitatif dengan memanfaatkan reaksi kompleks antara ligan dengan ion logam
utamanya, yang umum di indonesia EDTA ( disodium ethylendiamintetraasetat/
tritiplex/ komplekson, dll ). Titrasi kompleksometri ini ada 3 macam, yaitu
langsung, tidak langsung, dan substitusi. tergantung sifat zat yang akan
ditentukan, misalnya calcium, maka indikator yang dipakai, pH dll akan berbeda,
dalam titrasi kompleksometri juga. Titrasi kompleksometri meliputi reaksi
pembentukan ion – ion kompleks ataupun pembentukan molekul netral yang
terdisosiasi dalam larutan.
Salah satu sifat unsur transisi adalah mempunyai
kecenderungan untuk membentuk ion kompleks atau senyawa kompleks. Ion-ion dari
unsur logam transisi memiliki orbital-orbital kosong yang dapat menerima
pasangan elektron pada pembentukan ikatan dengan molekul atau anion tertentu
membentuk ion kompleks.
Ion kompleks terdiri atas ion logam pusat dikelilingi
anion-anion atau molekul-molekul membentuk ikatan koordinasi. Ion logam pusat
disebut ion pusat atau atom pusat. Anion atau molekul yang mengelilingi ion
pusat disebut ligan. Banyaknya ikatan koordinasi antara ion pusat dan ligan
disebut bilangan koordinasi. Ion pusat merupakan ion unsur transisi, dapat
menerima pasangan elektron bebas dari ligan. Pasangan elektron bebas dari ligan
menempati orbital-orbital kosong dalam subkulit 3d, 4s, 4p dan 4d pada ion
pusat.
Ligan adalah molekul atau ion yang dapat menyumbangkan
pasangan elektron bebas kepada ion pusat. Ligan ada yang netral dan bermuatan
negatif atau positif. Pemberian nama pada ligan disesuaikan dengan jenis
ligannya. Bila ada dua macam ligan atau lebih maka diurutkan menurut abjad.
Senyawa kompleks adalah senyawa yang mengandung kation
logam pusat yang berikatan dengan satu atau lebih ion atau molekul (ligan).
Senyawa kompleks terbentuk dari ion logam dan ligan. Pada umumnya ion logam
yang digunakan adalah: ion logam transisi golongan 3-11 dengan konfigurasi
elektron [gas mulia] nd1-9, sedang ligan yang terkoordinasi adalah basa Lewis.
Struktur dan sifat Senyawa kompleks serta syarat kestabilan telah banyak
diteliti dan dipelajari. Sementara itu ion logam dengan konfigurasi elektron
[gas mulia] nd10, yang disebut sel tertutup (closed shell) kurang diperhatikan
karena strukturnya selalu teratur dan sederhana. Ion logam sel tertutup ini
adalah ion logam golongan 11 dengan bilangan oksidasi +1 dan golongan 12 yang
berbilangan oksidasi +2. Struktur kompleks ion logam d10 ini telah didominasi
dengan struktur yang dapat diramalkan, misalnya: struktur kompeks kation [Ag(NH3)2]+
adalah linier dengan koordinasi dua dan kompleks kation [Zn(NH3)4]2+ adalah
tetraeder dengan koordinasi empat. Selain itu Senyawa kompleks dari ion logam
d10 jarang diteliti karena warnanya selalu putih, bersifat diamagnetik dan
energi penstabilan medan ligan berharga nol.
Penggolongan ligan
Atom dalam suatu ligan yang terikat langsung dengan
atom logam disebut atom donor. Bilangan koordinasi dalam suatu senyawa
koordinasi adalah banyaknya atom donor di seputar atom logam pusat dalam ion
kompleks. Berdasarkan pada banyaknya atom donor, ligan dapat digolongkan
menjadi:
1. Ligan
monodentat (1 atom donor), contoh : H2O, NH3, Cl-
2. Ligan bidentat (2 atom donor), contoh : etilenadiamina
3. Ligan polidentat (lebih dari 2 atom donor), contoh : EDTA
2. Ligan bidentat (2 atom donor), contoh : etilenadiamina
3. Ligan polidentat (lebih dari 2 atom donor), contoh : EDTA
Tata nama senyawa kompleks
Pada dasarnya, dalam memberi nama suatu senyawa kompleks langkah –
langkah yang dilakukan adalah
1. Dalam menamai sebuah ion kompleks, ligan disebutkan sebelum ion logam
2. Nama-nama ligan dituliskan sesuai urutan alfabetis. (awalan yang menunjukkan jumlah tidak memengaruhi urutan alfabetis)
o Berikan awalan pada ligan-ligan sesuai jumlahnya. Ligan-ligan monodentat memiliki awalan : di-, tri-, tetra-, penta-, heksa-, dst. sesuai jumlahnya. Ligan-ligan polidentat diberi awalan bis-, tris-, tetrakis-, dst.
o Ligan anion diakhiri dengan huruf 'o', misalnya sulfat menjadi sulfato, dan jika anion tersebut memiliki akhiran -ida, maka akhiran tersebut dihilangkan misalnya sianida menjadi siano.
o Ligan netral diberikan nama umumnya, kecuali amina untuk NH3, aqua atau aquo untuk H2O, karbonil untuk CO, dan nitrosil untuk NO
3. Tuliskan nama ion/atom pusat. Jika ion kompleks tersebut merupakan sebuah anion, nama atom pusat diakhiri dengan -at, dan menggunakan nama Latinnya. Jika tidak, maka atom pusat dituliskan dengan nama umumnya dalam bahasa Indonesia. Jika diperlukan, tulis bilangan oksidasinya dalam angka romawi (atau 0), dalam tanda kurung.
4. Jika kompleks tersebut merupakan senyawa ion, tuliskan nama kation sebelum nama anion dipisahkan dengan spasi. Jika kompleks tersebut merupakan ion bermuatan, tuliskan kata "ion" sebelum nama kompleks tersebut
1. Dalam menamai sebuah ion kompleks, ligan disebutkan sebelum ion logam
2. Nama-nama ligan dituliskan sesuai urutan alfabetis. (awalan yang menunjukkan jumlah tidak memengaruhi urutan alfabetis)
o Berikan awalan pada ligan-ligan sesuai jumlahnya. Ligan-ligan monodentat memiliki awalan : di-, tri-, tetra-, penta-, heksa-, dst. sesuai jumlahnya. Ligan-ligan polidentat diberi awalan bis-, tris-, tetrakis-, dst.
o Ligan anion diakhiri dengan huruf 'o', misalnya sulfat menjadi sulfato, dan jika anion tersebut memiliki akhiran -ida, maka akhiran tersebut dihilangkan misalnya sianida menjadi siano.
o Ligan netral diberikan nama umumnya, kecuali amina untuk NH3, aqua atau aquo untuk H2O, karbonil untuk CO, dan nitrosil untuk NO
3. Tuliskan nama ion/atom pusat. Jika ion kompleks tersebut merupakan sebuah anion, nama atom pusat diakhiri dengan -at, dan menggunakan nama Latinnya. Jika tidak, maka atom pusat dituliskan dengan nama umumnya dalam bahasa Indonesia. Jika diperlukan, tulis bilangan oksidasinya dalam angka romawi (atau 0), dalam tanda kurung.
4. Jika kompleks tersebut merupakan senyawa ion, tuliskan nama kation sebelum nama anion dipisahkan dengan spasi. Jika kompleks tersebut merupakan ion bermuatan, tuliskan kata "ion" sebelum nama kompleks tersebut
Contoh:
[NiCl4]2− → ion tetrakloronikelat(II)
[CuNH3Cl5]3− → ion aminapentaklorokuprat(II)
[Cd(en)2(CN)2] → disianobis(etilendiamin)kadmium(II)
[Co(NH3)5Cl]SO4 → pentaaminaklorokobalt(III) sulfat
[NiCl4]2− → ion tetrakloronikelat(II)
[CuNH3Cl5]3− → ion aminapentaklorokuprat(II)
[Cd(en)2(CN)2] → disianobis(etilendiamin)kadmium(II)
[Co(NH3)5Cl]SO4 → pentaaminaklorokobalt(III) sulfat
Salah satu contoh kriteria struktur senyawa kompleks
Senyawa kompleks terbentuk dari ion logam dan ligan.
Pada umumnya ion logam yang digunakan adalah: ion logam transisi golongan 3-11
dengan konfigurasi elektron [gas mulia] nd1-9, sedang ligan yang terkoordinasi
adalah basa Lewis. Struktur dan sifat Senyawa kompleks serta syarat kestabilan
telah banyak diteliti dan dipelajari. Sementara itu ion logam dengan
konfigurasi elektron [gas mulia] nd10, yang disebut sel tertutup (closed shell)
kurang diperhatikan karena strukturnya selalu teratur dan sederhana. Ion logam
sel tertutup ini adalah ion logam golongan 11 dengan bilangan oksidasi +1 dan
golongan 12 yang berbilangan oksidasi +2. Struktur kompleks ion logam d10 ini
telah didominasi dengan struktur yang dapat diramalkan, misalnya: struktur
kompeks kation [Ag(NH3)2]+ adalah linier dengan koordinasi dua dan kompleks
kation [Zn(NH3)4]2+ adalah tetraeder dengan koordinasi empat.
Bilangan Koordinasi Senyawa Kompleks
Bilangan koordinasi ditentukan oleh ukuran atom logam
pusat, jumlah elektron d, efek sterik ligan. Dikenal kompleks dengan bilangan
koordinasi antara 2 dan 9. Khususnya kompleks bilangan koordinasi 4 sampai 6
adalah yang paling stabil secara elektronik dan secara geometri dan kompleks
dengan bilangan koordinasi 4-6 yang paling banyak dijumpai. Kompleks dengan
berbagai bilangan koordinasi dideskripsikan di bawah ini.
Kompleks berbilangan koordinasi
dua
Banyak ion yang kaya elektron d10, misalnya: Cu+, Ag+,
dan Au+, membentuk kompleks linear seperti [Cl-Ag-Cl]- atau [H3N-Au-NH3]-.
Kompleks dengan valensi nol [Pd(PCy3)2] dengan ligan yang sangat meruah
trisikloheksilfosfin juga dikenal. Umumnya, kompleks berkoordinasi 2 dikenal
untuk logam transisi akhir.
Kompleks berbilangan koordinasi
tiga
Walaupun [Fe{N(SiMe3)3}3] adalah salah satu contoh,
komplek dengan bilangan koordinasi 3 jarang diamati.
Kompleks berbilangan koordinasi
empat
Bila empat ligan berkoordinasi pada logam, koordinasi
tetrahedral (Td) adalah geometri yang paling longgar, walaupun sejumlah
kompleks bujur sangkar (D4h) juga dikenal. [CoBr4]2-, Ni(CO)4, [Cu(py)4]+,
[AuCl4]- adalah contoh-contoh kompleks tetrahedral. Ada beberapa kompleks bujur
sangkar dengan ligan identik, seperti [Ni(CN)4]2-, atau [PdCl4]2-. Dalam kasus
kompleks ligan campuran, sejumlah kompleks bujur sangkar ion d8, Rh+, Ir+,
Pd2+, Pt2+, dan Au3+, telah dilaporkan. Contohnya termasuk [RhCl(PMe3)3],
[IrCl(CO)(PMe3)2], [NiCl2(PEt3)2], dan [PtCl2(NH3)2] (Et =C2H5).
Kompleks berbilangan koordinasi
lima
Contoh kompleks berbilangan koordinasi lima adalah
trigonal bipiramidal (D3h) Fe(CO)5 atau piramida bujur sangkar (C4v) VO(OH2)4.
Dulunya, kompleks berbilangan koordinasi lima jarang namun jumlahnya kini
meningkat. Perbedaan energi antara dua modus koordinasi (nbipiramida dan
piramida bujursangakar, pentj) ini tidak terlalu besar dan transformasi
struktural mudah terjadi. Misalnya, struktur molekular dan spektrum Fe(CO)5
konsisiten dengan struktur bipiramid trigonal, tetapi spektrum NMR 13C
menunjukkan satu sinyal pada suhu rendah, yang mengindikasikan bahwa ligan
karbonil di aksial dan ekuatorial mengalami pertukaran dalam skala waktu NMR
(10-1~10-9 s). Transformasi struktural berlangsung melalui struktur piramid bujur
sangkar dan mekanismenya dikenal dengan pseudorotasi Berry.
Kompleks berbilangan koordinasi
enam
Bila enam ligan berkoordinasi dengan atom pusat,
koordinasi oktahedral (Oh) yang paling stabil dan mayoritas kompleks memiliki
struktur oktahedral. Khususnya, ada sejumlah kompleks Cr3+ dan Co3+ yang inert
pada reaksi pertukaran ligan, dinyatakan dengan [Cr(NH3)6]3+ atau [Co(NH3)6]3+.
Keduanya khususnya penting dalam sejarah perkembangan kimia koordinasi.
[Mo(CO)6], [RhCl6]3-, dsb. juga merupakan kompleks oktahedral. Dalam kasus
ligan campuran, isomer geometri cis- dan trans-[MA4B2] dan mer- dan
fac-[MA3B3], dan untuk ligan khelat ∆-[M(A-A)3] dan Λ-[M(A-A)3] isomer optik,
mungkin terjadi. Struktur oktahedral menunjukkan distorsi tetragonal (D4h),
rombik (D2h), trigonal (D3h) yang disebabkan efek elektronik atau sterik.
Distorsi tetragonal [Cr(NH3)6]3+ oleh faktor elektronik adalah contoh khas efek
Jahn-Teller.
Atom dengan koordinasi enam dapat berkoordinasi prisma
trigonal. Walaupun koordinasi ini diamati di [Zr(CH3)6]2- atau
[Re{S2C2(CF3)2}3], kompleks logam jarang berkoordinasi prisma trigonal karena
koordinasi oktahedral secara sterik lebih natural. Walaupun demikian telah lama
dikenal bahwa belerang di sekitar logam adalah prisma trigonal dalam padatan
MoS2 dan WS2.
Kompleks berbilangan koordinasi lebih tinggi dari enam
Kompleks berbilangan koordinasi lebih tinggi dari enam
Ion logam transisi deret kedua dan ketiga kadang dapat
mengikat tujuh atau lebih ligan dan misalnya [Mo(CN)8]3- atau [ReH9]2-. Dalam
kasus-kasus ini, ligan yang lebih kecil lebih disukai untuk menurunkan efek
sterik.
Geometri senyawa kompleks
Bilangan koordinasi Struktur:
2 Linier [Cl-Ag-Cl]-, [H3N-Au-NH3]-
3 Segitiga planar [Fe{N(SiMe3)3}3]
4 Tetrahedral [CoBr4]2-, [Ni(CO)4], [Cu(py)4]+, [AuCl4]-
4 Segiempat Planar [RhCl(PMe3)3], [IrCl(CO)(PMe3)2], [NiCl2(PEt3)2], dan [PtCl2(NH3)2]
5 Trigonal bipiramida [Fe(CO)5]
6 Oktahedral [Cr(NH3)6]3+, [Co(NH3)6]3+, [Mo(CO)6], [RhCl6]3-
2 Linier [Cl-Ag-Cl]-, [H3N-Au-NH3]-
3 Segitiga planar [Fe{N(SiMe3)3}3]
4 Tetrahedral [CoBr4]2-, [Ni(CO)4], [Cu(py)4]+, [AuCl4]-
4 Segiempat Planar [RhCl(PMe3)3], [IrCl(CO)(PMe3)2], [NiCl2(PEt3)2], dan [PtCl2(NH3)2]
5 Trigonal bipiramida [Fe(CO)5]
6 Oktahedral [Cr(NH3)6]3+, [Co(NH3)6]3+, [Mo(CO)6], [RhCl6]3-
BalasHapusThanks for sharing :)
materinya sangat membantu..
visit my page : http://erisoncs.student.ipb.ac.id