Jumat, 21 September 2012

PENYEBARAN PENYAKIT DBD OLEH PARASIT AEDES AEGYPTI DI DAERAH WARENG UJUNGBERUNG BANDUNG TIMUR


BAB I
DESKRIPSI DAERAH
Lokasi yang diambil untuk membuat laporan ini di Jl. Wareng RT.13 RW.04 Kelurahan Cipadung Kulon, Kecamatan Panyileukan Ujungberung Bandung Timur. Dimana tempat ini adalah daerah yang cocok untuk dibuat laporan karena banyaknya penderita DBD (Demam berdarah) yang disebabkan oleh parasit Aedes Aegypti.
Di daerah ini tidak terlalu banyak penduduknya tetapi karena lingkungan yang kurang baik bisa mendatangkan penyakit-penyakit, salahsatunya ialah DBD yang disebabkan oleh parasit Aedes Aegypti.
Lingkungan daerah tersebut terdapat banyak rawa yang kurang dijaga sehingga sebagian dari rawa tersebut telah ditutupi oleh tanaman-tanaman air besar sehingga banyak mikroorganisme yang hidup karena kurangnya cahaya matahari. Airnya yang kotor juga bisa membuat lingkungan tercemar dan bisa membuat parasit-parasit tinggal dan berkembang.
Di daerah itu pun terdapat pembuangan sampah yang dibuang dipinggir kali sampai menggunduk dan tidak dibuang dengan semestinya. Sampah itu pun didiamkan selama berbulan-bulan dan tercampur dengan air kali yang sering meluap saat banjir sehingga sampah pun menjadi hitam dan berbau busuk.
Adanya kaleng-kaleng bekas yang dibuang didepan rumah dan tidak dikubur dengan semestinya juga bisa mengakibatkan parasit ini bisa berkembangbiak.
Di rumah-rumah warga pun banyak yang memiliki tanaman hias yang potnya terdapat penampungan air, ini pun bisa menjadi penghuni dari parasit ini yang menetaskan telurnya dan mengembangbiakan disana.
Tanda-tanda yang saya peroleh inilah yang membuat saya memilih lokasi ini dan parasit yang akan saya jelaskan. Karena Aedes Aegypti juga mempunyai tanda-tanda seperti ini maka saya membuat laporana tentang penyebaran Aedes Aegypti di daerah ini.
BAB II
KAJIAN PENYEBARAN PENYAKIT
Penyakit DBD disebabkan karena virus dengue yang disebarkan oleh vektor nyamuk Aedes. Pencegahan penyakit DBD yang paling utama adalah memberantas vektor penyakit, yaitu membasmi nyamuk Aedes. Strategi pemberantasan nyamuk yang ideal harus didasarkan pemahaman yang baik tentang profil nyamuk tersebut meliputi pola kembang biak, cara penularan, karakteristik virus di dalam tubuh nyamuk dan sebagainya.
Penularan penyakit DBD dari satu orang ke orang lain dengan perantara nyamuk Aedes. Penyakit ini tidak akan menular tanpa ada gigitan nyamuk. Nyamuk pembawa virus dengue yang paling utama adalah jenis Aedes aegypti, sedangkan Aedes albopictus relatif jarang.
Nyamuk Aedes dapat berkembang di dalam air bersih yang menggenang lebih dari lima hari. Dapat berkembangbiak di air dengan volume minimal kira-kira 0.5 sentimeter atau sama dengan satu sendok teh saja. Siklus perkembangbiakan nyamuk berkisar antara 10-12 hari. Kemampuan terbangnya antara 40 hingga 100 m.
Cara penularan penyakit DBD adalah melalui gigitan nyamuk Aedes yang mengigit penderita DBD kemudian ditularkan kepada orang sehat. Masa menggigitnya yang aktif ialah pada awal pagi yaitu dari pukul 8 hingga 10 dan sore hari dari pukul 3 hingga 5.
Nyamuk Aedes aegypti lebih suka berkelana mencari mangsanya di siang hari dibanding nyamuk lain yang cenderung menyerang manusia pada malam hari. Setelah menggigit tubuh manusia sengan cepat perutnya menjadi buncit dipenuhi kira-kira dua hingga empat miligram darah atau sekitar 1.5 kali berat badannya.
Berbeda dengan spesies sejenis lainnya, lazimnya sudah cukup puas menggigit satu mangsa pada periode setelah bertelur hingga akhir hidupnya, Aedes mempunyai kebiasaan menggigit beberapa orang secara bergantian dalam jangka waktu singkat.

Nyamuk betina menghisap darah manusia untuk mendapatkan protein bagi keperluan pembiakannya. Tiga hari selepas menghisap darah, ia akan menghasilkan hingga 100 butir telur yang halus seperti pasir. Nyamuk dewasa akan terus menghisap darah dan bertelur lagi.
Apabila nyamuk betina menggigit atau menghisap darah orang yang menagalami infeksi dengue, virus akan masuk ke dalam tubuh nyamuk. Diperlukan waktu sembilan hari oleh virus dengue untuk hidup dan membiak di dalam air liur nyamuk.
Apabila nyamuk yang terjangkit menggigit manusia, ia akan memasukkan virus dengue yang berada di dalam air liurnya ke dalam sistem aliran darah manusia. Setelah empat hingga enam hari atau yang disebut sebagai periode inkubasi, penderita akan mulai mendapat demam yang tinggi.
Penularan mekanik juga dapat terjadi apabila nyamuk Aedes betina sedang menghisap darah orang yang terinfeksi virus dengue diganggu dan nyamuk itu segera akan menggigit orang lain pula. Hal ini menyebabkan virus yang terdapat di dalam Belalai nyamuk tersebut akan masuk ke dalam peredaran darah orang kedua tanpa memerlukan masa inkubasi. Seekor nyamuk yang sudah terjangkit akan membawa virus itu di dalam badannya sampai berakhir kehidupannya.
BAB III
KAJIAN PUSTAKA
3.1  Penjelasan tentang Demam Berdarah
Demam berdarah (DB) atau demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit demam akut yang ditemukan di daerah tropis, dengan penyebaran geografis yang mirip dengan malaria. Penyakit ini disebabkan oleh salah satu dari empat serotipe virus dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Setiap serotipe cukup berbeda sehingga tidak ada proteksi-silang dan wabah yang disebabkan beberapa serotipe (hiperendemisitas) dapat terjadi. Demam berdarah disebarkan kepada manusia oleh nyamuk Aedes aegypti.
Penyakit ini ditunjukkan melalui munculnya demam secara tiba-tiba, disertai sakit kepala berat, sakit pada sendi (mialgia), sakit pada otot (artralgia) dan ruam; ruam demam berdarah mempunyai ciri-ciri merah terang, petekial dan biasanya mucul dulu pada bagian bawah badan pada beberapa pasien, ia menyebar hingga menyelimuti hampir seluruh tubuh. Selain itu, radang perut bisa juga muncul dengan kombinasi sakit di perut, rasa mual, muntah-muntah atau diare, pilek ringan disertai batuk-batuk. Kondisi waspada ini perlu disikapi dengan pengetahuan yang luas oleh penderita maupun keluarga yang harus segera konsultasi ke dokter apabila pasien/penderita mengalami demam tinggi 3 hari berturut-turut. Banyak penderita atau keluarga penderita mengalami kondisi fatal karena menganggap ringan gejala-gejala tersebut.
Diagnosis demam berdarah biasa dilakukan secara klinis. Biasanya yang terjadi adalah demam tanpa adanya sumber infeksi, ruam petekial dengan trombositopenia dan leukopenia relatif. Tidak ada vaksin yang tersedia secara komersial untuk penyakit demam berdarah.
Pencegahan utama demam berdarah terletak pada menghapuskan atau mengurangi vektor nyamuk demam berdarah. Insiatif untuk menghapus kolam-kolam air yang tidak berguna (misalnya di pot bunga) telah terbukti berguna untuk mengontrol penyakit yang disebabkan nyamuk, menguras bak mandi setiap seminggu sekali, dan membuang hal-hal yang dapat mengakibatkan sarang nyamuk demam berdarah Aedes Aegypti.
Pencegahan Alternatif yang mulai dilakukan adalah penggunaan tanaman pengusir nyamuk. Meskipun belum terbukti secara ilmiah hal ini sudah banyak dilakukan masyarakat sejak lama. Beberapa tanaman tersebut di antaranya adalah zodia, geranium, lavender dan serai wangi.
3.2  Pengertian Aedes Aegypti

Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah. Selain dengue, A.aegypti juga merupakan pembawa virus demam kuning (yellow fever) dan chikungunya. Penyebaran jenis ini sangat luas, meliputi hampir semua daerah tropis di seluruh dunia. Sebagai pembawa virus dengue, A. aegypti merupakan pembawa utama (primary vector) dan bersama Aedes albopictus menciptakan siklus persebaran dengue didesa dan kota. Mengingat keganasan penyakit demam berdarah, masyarakat harus mampu mengenali dan mengetahui cara-cara mengendalikan jenis ini untuk membantu mengurangi persebaran penyakit demam berdarah.

3.3  Morfologi Aedes Aegypti
3.3.1        Telur

Telur Aedes berbentuk lonjong seperti telur, diletakan satu-persatu di atas permukaan air. Akan menetas selama 7 hari.

3.3.2        Larva

Larva nyamuk Aedes terdiri dari empat instar, makanan larva adalah mikroorganisme yang ada di sekitar tempat perindukannya, lamanya stadium larva antara 6-8 hari. Pertumbuhan larva dipengaruhi oleh makanan, suhu air, cahaya dan kejernihan air. Memiliki Siphon yang pendek dan gemuk sebagai alat untuk bernapas, tidak memiliki rambut palma (rambut kipas), memiliki Comb scale satu baris, memiliki rambut Siphon satu kelompok, posisi istirahat membentuk sudut dengan permukaan air.


3.3.3        Pupa

Air tube berbentuk seperti tabung dengan lubang memanjang dan pasa paddle tidak berduri. Lamanya stadium pupa pada keadaan optimum adalah 1-2 hari.

3.3.4        Nyamuk dewasa
Nyamuk Aedes aegypti dewasa memiliki ukuran sedang dengan tubuh berwarna hitam kecoklatan. Tubuh dan tungkainya ditutupi sisik dengan gari-garis putih keperakan. Di bagian punggung (dorsal) tubuhnya tampak dua garis melengkung vertikal di bagian kiri dan kanan yang menjadi ciri dari spesies ini. Sisik-sisik pada tubuh nyamuk pada umumnya mudah rontok atau terlepas sehingga menyulitkan identifikasi pada nyamuk-nyamuk tua. Ukuran dan warna nyamuk jenis ini kerap berbeda antar populasi, tergantung dari kondisi lingkungan dan nutrisi yang diperoleh nyamuk selama perkembangan. Nyamuk jantan dan betina tidak memiliki perbedaan dalam hal ukuran nyamuk jantan yang umumnya lebih kecil dari betina dan terdapatnya rambut-rambut tebal pada antena nyamuk jantan. Kedua ciri ini dapat diamati dengan mata telanjang.

3.4  Perilaku dan Siklus Hidup
Aedes aegypti bersifat diurnal atau aktif pada pagi hingga siang hari. Penularan penyakit dilakukan oleh nyamuk betina karena hanya nyamuk betina yang mengisap darah. Hal itu dilakukannya untuk memperoleh asupan protein yang diperlukannya untuk memproduksi telur. Nyamuk jantan tidak membutuhkan darah dan memperoleh energi dari nektar bunga ataupun tumbuhan. Jenis ini menyenangi area yang gelap dan benda-benda berwarna hitam atau merah. Demam berdarah kerap menyerang anak-anak karena anak-anak cenderung duduk di dalam kelas selama pagi hingga siang hari dan kaki mereka yang tersembunyi di bawah meja menjadi sasaran empuk nyamuk jenis ini.
Infeksi virus dalam tubuh nyamuk dapat mengakibatkan perubahan perilaku yang mengarah pada peningkatan kompetensi vektor, yaitu kemampuan nyamuk menyebarkan virus. Infeksi virus dapat mengakibatkan nyamuk kurang handal dalam mengisap darah, berulang kali menusukkan proboscis nya, namun tidak berhasil mengisap darah sehingga nyamuk berpindah dari satu orang ke orang lain. Akibatnya, risiko penularan virus menjadi semakin besar.
Nyamuk A.aegypti, seperti halnya culicines lain, meletakkan telur pada permukaan air bersih secara individual. Telur berbentuk elips, berwarna hitam dan terpisah satu dengan yang lain. Telur menetas dalam 1 sampai 2 hari menjadi larva. Terdapat empat tahapan dalam perkembangan larva yang disebutinstar. Perkembangan dari instar 1 ke instar 4 memerlukan waktu sekitar 5 hari. Setelah mencapai instar ke-4, larva berubah menjadi pupa di mana larva memasuki masa dorman. Pupa bertahan selama 2 hari sebelum akhirnya nyamuk dewasa keluar dari pupa. Perkembangan dari telur hingga nyamuk dewasa membutuhkan waktu 7 hingga 8 hari, namun dapat lebih lama jika kondisi lingkungan tidak mendukung.
Telur Aedes aegypti tahan kekeringan dan dapat bertahan hingga 1 bulan dalam keadaan kering. Jika terendam air, telur kering dapat menetas menjadi larva. Sebaliknya, larva sangat membutuhkan air yang cukup untuk perkembangannya. Kondisi larva saat berkembang dapat memengaruhi kondisi nyamuk dewasa yang dihasilkan. Sebagai contoh, populasi larva yang melebihi ketersediaan makanan akan menghasilkan nyamuk dewasa yang cenderung lebih rakus dalam mengisap darah. Sebaliknya, lingkungan yang kaya akan nutrisi menghasilkan nyamuk-nyamuk.

3.5  Habitat
Di Indonesia, nyamuk A. aegypti umumnya memiliki habitat di lingkungan perumahan, di mana terdapat banyak genangan air bersih dalam bak mandi ataupun tempayan. Oleh karena itu, jenis ini bersifat urban, bertolak belakang dengan A. albopictus yang cenderung berada di daerah hutan berpohon rimbun (sylvan areas).
Nyamuk Aedes Aegypty mulanya berasal dari Mesir yang kemudian menyebar ke seluruh dunia, melalui kapal laut atau udara. Nyamuk hidup dengan baik di belahan dunia yang beriklim tropis dan subtropis seperti Asia, Afrika, Australia, dan Amerika.
Secara fisik bentuk nyamuk aedes adalah hitam putih pada kaki dan badannya, `pontianak’ kecil berukuran lebih kurang lima milimeter. Hanya nyamuk betina yang menggigit dan menghisap darah serta memilih darah manusia untuk mematangkan telurnya. Sedangkan nyamuk jantan tidak bisa menggigit dan menghisap darah, melainkan hidup dari sari bunga tumbuh-tumbuhan.
3.6  Pengendalian Vektor
Cara yang hingga saat ini masih dianggap paling tepat untuk mengendalikan penyebaran penyakit demam berdarah adalah dengan mengendalikan populasi dan penyebaran vektor.

Program yang sering dikampanyekan di Indonesia adalah 3M, yaitu menguras, menutup, dan mengubur.
·         Menguras bak mandi, untuk memastikan tidak adanya larva nyamuk yang berkembang di dalam air dan tidak ada telur yang melekat pada dinding bak mandi.
·         Menutup tempat penampungan air sehingga tidak ada nyamuk yang memiliki akses ke tempat itu untuk bertelur.
·         Mengubur barang bekas sehingga tidak dapat menampung air hujan dan dijadikan tempat nyamuk bertelur.
·         Melakukan kebiasaan baik, seperti makan makanan bergizi, rutin olahraga, dan istirahat yang cukup
·         Fogging atau pengasapan hanya akan mematikan nyamuk dewasa, sedangkan bubuk abate akan mematikan jentik pada air. Keduanya harus dilakukan untuk memutuskan rantai perkembangbiakan nyamuk
Beberapa cara alternatif pernah dicoba untuk mengendalikan vektor dengue ini, antara lain mengintroduksi musuh alamiahnya yaitu larva nyamuk Toxorhyncites sp. Predator larva Aedes sp. ini ternyata kurang efektif dalam mengurangi penyebaran virus dengue.
Sebuah penelitian melepas Aedes aegypti yang terinfeksi bakteri lalat buah disebut Wolbachia. Bakteri membuat nyamuk kurang mampu membawa virus demam berdarah sehingga membatasi penularan demam berdarah jika meluas dalam populasi nyamuk.

3.7  Penyebaran
Nyamuk Aedes aegypti berasal dari Afrika Timur, kemudian menyebar kearah timur dan barat, di daerah tropis dan subtropis pada batas lintang 400 lintang utara dan 400 lintang selatan.Nyamuk ini tersebar luas di daerah tropis dan subtropis di asia tenggara, terutama di daerah perkotaan. Penyebaran nyamuk kelingkungan pedesaan disebabkan adanya perbaikan sarana transportasi dan pengembangan sarana suplai air sampai kepedesaan.
Ketinggian dari pemukaan laut merupakan faktor yang paling penting bagi penyebaran nyamuk Aedes aegypti. Di India, nyamuk Aedes aegypti berada pada ketinggian 0 – 100 meter dari permukaan laut. Di negara negara asia tenggara penyebarannya hanya sampai ketinggian 1500 meter.
3.8  Waktu Pengisapan
Nyamuk Aedes aegypti lebih suka berkelana mencari mangsanya di siang hari dibanding nyamuk lain yang cenderung menyerang manusia pada malam hari. Setelah menggigit tubuh manusia sengan cepat perutnya menjadi buncit dipenuhi kira-kira dua hingga empat miligram darah atau sekitar 1.5 kali berat badannya. Hinggap antara lain di gantungan baju, dan berkembang biak di tempat penampungan air bersih seperti Bak mandi, tempayan, tempat minum burung dan barang-barang bekas yang dibuang sembarangan yang pada waktu hujan terisi air.

3.9  Diagnosa
Penyakit demam berdarah didiagnosis dengan melihat gejala yang muncul, seperti demam tinggi dan munculnya ruam. Namun, karena gejala penyakit demam berdarah kadangkala sulit dibedakan dengan penyakit malaria, leptospirosis, maupun demam tifoid maka biasanya pekerja medis atau dokter akan terlebih dahulu mengecek sejarah kesehatan dan perjalanan pasien untuk mencari informasi kemungkinan pasien tergigit nyamuk. Selain itu untuk mendapatkan ketepatan diagnosis yang lebih tinggi umumnya dilakukan berbagai uji laboratorium. Beberapa tes yang biasanya dilakukan adalah studi serologi untuk mengetahui ada tidaknya antibodi terhadap virus dengue di tubuh pasien, menghitung titer antibodi terhadap virus dengue, dan penghitungan sel darah lengkap (sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit). Selain itu, uji laboratorium lain yang dapat dilakukan adalah uji inhibisi hemaglutinasi, uji ELISA, dan reaksi berantai polimerase reverse transcriptase untuk mendeteksi antigen, antibodi, atau asam nukleat spesifik terhadap virus dengue. Uji-uji tersebut dapat memakan waktu beberapa hari.

3.10      Ciri-ciri terjangkit Demam Berdarah
·         Nafas menjadi tidak normal (sesak)
·         Tanpa sebab tiba tiba suhu badan meningkat dan disertai demam dan panas selama 7 hari
·         demam dan Panas tidak kunjung reda setelah minum obat.
·         Nafsu makan menurun, dan bawaannya mual ingin mutah
·         Proses Buang Air Besar tidak lancar seperti bebelen, dan warnanya juga tidak normal
·         Kepala terasa mudah pusing
·         Kulit menjadi tampak kemerahan bintik bintik.
·         Jika suhu semakin tinggi dan kepala terus pusing, terkadang bisa hilang kesadaran (pingsan)
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
§         Nyamuk Aedes aegypti adalah vektor pembawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah
§         Infeksi virus dengue dapat bermanifestasi pada beberapa luaran, meliputi demam biasa, demam berdarah (klasik), demam berdarah dengue (hemoragik), dan sindrom syok dengue.
§         Umur nyamuk betina berkisar antara 2 minggu sampai 3 bulan atau rata-rata 11/2 bulan dan tergantung suhu kelembaban udara sekelilingnya. Kepadatan nyamuk akan meningkat saat musim hujan.
§         Nyamuk Aedes aegypti adalah nyamuk yang mempunyai sifat yang khas, menggigit pada waktu siang yaitu pada pagi dan sore hari, hinggap antara lain di gantungan baju, dan berkembang biak di tempat penampungan air bersih seperti Bak mandi, tempayan, tempat minum burung dan barang-barang bekas yang dibuang sembarangan yang pada waktu hujan terisi air.
§         Dalam upaya pemberantasan vektor tersebut antara lain masyarakat dapat berperan secara aktif dalam pemantauan jentik berkala dan melakukan gerakan serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). PSN secara umum adalah melakukan gerakan 3M yaitu menguras bak air, menutup tempat yang mungkin menjadi sarang berkembang biak nyamuk, mengubur barang-barang bekas yang bisa menampung air. Di tempat penampungan air seperti bak mandi diberikan insektisida yang membunuh larva nyamuk seperti abate. Ini bisa mencegah perkembangbiakan nyamuk selama beberapa minggu, tapi pemberiannya harus diulang setiap periode waktu tertentu.
§         Dengan demikian gerakan PSN dengan 3M Plus yaitu menguras tempat-tempat penampungan air minimal seminggu sekali atau menaburinya dengan bubuk abate untuk membunuh jentik nyamuk. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air agar nyamuk Aedes aegipty tidak bisa bertelur. Mengubur dan membuang barang-barang bekas seperti Ban bekas, kaleng bekas yang dapat menampung air hujan.
§         Pemberantasan DBD akan berhasil dengan baik jika upaya PSN dengan 3M Plus dilakukan secara sistematis, terus-menerus berupa gerakan serentak, sehingga dapat mengubah perilaku masyarakat dan lingkungannya ke arah perilaku dan lingkungan yang bersih dan sehat, tidak kondusif untuk hidup nyamuk Aedes aegypti.
DAFTAR PUSTAKA

Natadisastra Djaenudin,dkk.(2009).Parasitologi Kedokteran Ditinjau dari Organ Tubuh yang Diserang. EGC: Jakarta. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar