Hari/tanggal:
Senin / 24 Oktober 2011
Judul percobaan:
Titrasi Potensiometri
Tujuan:
Menentukan
TE dan perhitungan TE dan juga pembuatan grafik pH
Prinsip:
NaHCO3
ditimbang 0,15 gram lalu larutkan dengan air sebanyak 200 ml. Titras dengan
larutan HCl dan ukur pH nya setiap penambahan 1 ml sebanyak 25 ml.
Teori
dasar:
Suatu
eksperimen dapat diukur dengan menggunakan dua metode yaitu, pertama
(potensiometri langsung) yaitu pengukuran tunggal terhadap potensial dari suatu
aktivitas ion yang diamati, hal ini terutama diterapkan dalam pengukuran pH
larutan air. Kedua
(titrasi langsung), ion dapat dititrasi dan potensialnya diukur sebagai
fungsi volume titran.
Potensial sel, diukur sehingga dapat digunakan untuk menentukan titik
ekuivalen. Suatu petensial sel galvani bergantung pada aktifitas spesies ion
tertentu dalam larutan sel, pengukuran potensial sel menjadi penting dalam
banyak analisis kimia.
Proses
titrasi potensiometri dapat dilakukan dengan bantuan elektroda indikator dan
elektroda pembanding yang sesuai. Dengan demikian, kurva titrasi yang diperoleh
dengan menggambarkan grafik potensial terhadap volume pentiter yang
ditambahkan, mempunyai kenaikan yang tajam di sekitar titik kesetaraan. Dari
grafik itu dapat diperkirakan titik akhir titrasi. Cara potensiometri ini
bermanfaat bila tidak ada indikator yang cocok untuk menentukan titik akhir
titrasi, misalnya dalam hal larutan keruh atau bila daerah kesetaran sangat
pendek dan tidak cocok untuk penetapan titik akhir titrasi dengan indikator.
Titik
akhir dalam titrasi potensiometri dapat dideteksi dengan menetapkan volume pada
mana terjadi perubahan potensial yang relatif besar ketika ditambahkan titran.
Dalam titrasi secara manual, potensial diukur setelah penambahan titran secara
berurutan, dan hasil pengamatan digambarkan pada suatu kertas grafik terhadap
volum titran untuk diperoleh suatu kurva titrasi. Dalam banyak hal, suatu
potensiometer sederhana dapat digunakan, namun jika tersangkut elektroda gelas,
maka akan digunakan pH meter khusus. Karena pH meter ini telah menjadi
demikian biasa, maka pH meter ini dipergunakan untuk semua jenis titrasi,
bahkan apabila penggunaannya tidak diwajibkan.
Reaksi-reaksi
yang berperan dalam pengukuran titrasi potensiometri yaitu reaksi
pembentukan kompleks reaksi netralisasi dan pengendapan dan reaksi redoks. Pada
reaksi pembentukan kompleks dan pengendapan, endapan yang terbentuk akan
membebaskan ion terhidrasi dari larutan. Umumnya digunakan elektroda Ag
dan Hg, sehingga berbagai logam dapat dititrasi dengan EDTA. Reaksi netralisasi
terjadi pada titrasi asam basa dapat diikuti dengan elektroda indikatornya
elektroda gelas. Tetapan ionisasi harus kurang dari 10-8. Sedangkan
reaksi redoks dengan elektroda Pt atau elektroda inert dapat digunakan pada
titrasi redoks. Oksidator kuat (KMnO4, K2Cr2O7, Co(NO3)3) membentuk lapisan
logam-oksida yang harus dibebaskan dengan reduksi secara katoda dalam larutan
encer.
Persamaan Nernst memberikan hubungan antara
potensial relatif suatu elektroda dan konsentrasi spesies ioniknya yang sesuai
dalam larutan. Potensiometri merupakan aplikasi langsung dari persaman Nernst
dengan cara pengukuran potensial dua elektroda tidak terpolarisasi pada kondisi
arus nol. Dengan pengukuran pengukuran potensial reversibel suatu elektroda,
maka perhitungan aktivitas atau konsentrasi suatu komponen dapat dilakukan.
Potensial
dalam titrasi potensiometri dapat diukur sesudah penambahan sejumlah kecil
volume titran secara berturut-turut atau secara kontinu dengan perangkat
automatik. Presisi dapat dipertinggi dengan sel konsentrasi. Elektroda
indikator yang digunakan dalam titrasi potensiometri tentu saja akan bergantung
pada macam reaksi yang sedang diselidiki. Jadi untuk suatu titrasi asam basa,
elektroda indikator dapat berupa elektroda hidrogen atau sesuatu elektroda lain
yang peka akan ion hidrogen, untuk titrasi pengendapan halida dengan perak
nitrat, atau perak dengan klorida akan digunakan elektroda perak, dan untuk
titrasi redoks (misalnya, besi(II)) dengan dikromat digunakan kawat platinum
semata-mata sebagai elektroda redoks.
Alat dan bahan:
·
Buret
·
Gelas kimia 500 ml
·
Gelas ukur
·
Pipet tetes
·
Corong
·
Neraca Analitik
·
NaHCO3 0,15 gram
·
Aquades
·
HCl
·
Kertas timbang
·
Batang pengaduk
·
Statip
·
Klem
·
pH meter
Cara kerja:
·
timbang 0.15 gram NaHCO3,
masukan kedalam gelas kimia 500 ml. Larutkan dengan 200 ml air.
·
Titrasi dengan larutan HCl dan ukur pH
larutan setiap penambahan 1 ml HCl hingga 25 ml.
·
Buat grafik pH dan tentukan TE dan juga
perhitungannya.
Hasil percobaan:
Volume HCl
|
pH
|
1 ml
|
8.7
|
2 ml
|
8.1
|
3 ml
|
7.9
|
4 ml
|
7.6
|
5 ml
|
7.5
|
6 ml
|
7.3
|
7 ml
|
7.2
|
8 ml
|
7.0
|
9 ml
|
6.9
|
10 ml
|
6.9
|
11 ml
|
6.8
|
12 ml
|
6.7
|
13 ml
|
6.6
|
14 ml
|
6.5
|
15 ml
|
6.5
|
16 ml
|
6.4
|
17 ml
|
6.6
|
18 ml
|
6.4
|
19 ml
|
6.4
|
20 ml
|
6.3
|
21 ml
|
6.3
|
22 ml
|
6.2
|
23 ml
|
6.2
|
24 ml
|
6.1
|
25 ml
|
6.0
|
Perhitungan:
MEK
HCl : Mg/BE
MEK HCl: 152.4 / 84 = 1.8143
[HCl]
: MEK HCl / V TE
[HCl] : 1.8143 / 7 = 0.2592 N
Kadar
NaHCO3:
V TE + N HCl + BE / Mg
sample x 100%
7
+ 0.1 + 84 / 152.4 x 100% = 59.7769%
Grafik:
Kesimpulan:
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan
bahwa Titik Ekivalen pada pemakaian titrasi HCl terdapat pada 7 ml. Grafik
menunjukan penurunan dan ada yang meningkat pada volume 17 ml. Jadi, dalam
percobaan ini tidak sesuai dengan yang diinginkan karena seharusnya menurun
secara drastis. Konsentrasi HCl yang didapat adalah 0.2592 N. Dan kadar dari
NaHCO3 sebanyak 59.7769%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar