Sabtu, 14 Januari 2012

Titrasi Potensiometri menghitung kadar NaHCO3


Hari/tanggal: Senin / 24 Oktober 2011
Judul percobaan: Titrasi Potensiometri
Tujuan:         
Menentukan TE dan perhitungan TE dan juga pembuatan grafik pH
Prinsip:
NaHCO3 ditimbang 0,15 gram lalu larutkan dengan air sebanyak 200 ml. Titras dengan larutan HCl dan ukur pH nya setiap penambahan 1 ml sebanyak 25 ml.
Teori dasar:
Suatu eksperimen dapat diukur dengan menggunakan dua metode yaitu, pertama (potensiometri langsung) yaitu pengukuran tunggal terhadap potensial dari suatu aktivitas ion yang diamati, hal ini terutama diterapkan dalam pengukuran pH larutan air. Kedua (titrasi langsung), ion dapat dititrasi dan potensialnya  diukur sebagai fungsi volume titran.  Potensial sel, diukur sehingga dapat digunakan untuk menentukan titik ekuivalen. Suatu petensial sel galvani bergantung pada aktifitas spesies ion tertentu dalam larutan sel, pengukuran potensial sel menjadi penting dalam banyak analisis kimia.
Proses titrasi potensiometri dapat dilakukan dengan bantuan elektroda indikator dan elektroda pembanding yang sesuai. Dengan demikian, kurva titrasi yang diperoleh dengan menggambarkan grafik potensial terhadap volume pentiter yang ditambahkan, mempunyai kenaikan yang tajam di sekitar titik kesetaraan. Dari grafik itu dapat diperkirakan titik akhir titrasi. Cara potensiometri ini bermanfaat bila tidak ada indikator yang cocok untuk menentukan titik akhir titrasi, misalnya dalam hal larutan keruh atau bila daerah kesetaran sangat pendek dan tidak cocok untuk penetapan titik akhir titrasi dengan indikator.
Titik akhir dalam titrasi potensiometri dapat dideteksi dengan menetapkan volume pada mana terjadi perubahan potensial yang relatif besar ketika ditambahkan titran. Dalam titrasi secara manual, potensial diukur setelah penambahan titran secara berurutan, dan hasil pengamatan digambarkan pada suatu kertas grafik terhadap volum titran untuk diperoleh suatu kurva titrasi. Dalam banyak hal, suatu potensiometer sederhana dapat digunakan, namun jika tersangkut elektroda gelas, maka akan digunakan pH meter khusus.  Karena pH meter ini telah menjadi demikian biasa, maka pH meter ini dipergunakan untuk semua jenis titrasi, bahkan apabila penggunaannya tidak diwajibkan.
Reaksi-reaksi yang berperan dalam pengukuran titrasi potensiometri   yaitu reaksi pembentukan kompleks reaksi netralisasi dan pengendapan dan reaksi redoks. Pada reaksi pembentukan kompleks dan pengendapan, endapan yang terbentuk akan membebaskan ion terhidrasi dari larutan.  Umumnya digunakan elektroda Ag dan Hg, sehingga berbagai logam dapat dititrasi dengan EDTA. Reaksi netralisasi terjadi pada titrasi asam basa dapat diikuti dengan elektroda indikatornya elektroda gelas. Tetapan ionisasi   harus kurang dari 10-8. Sedangkan reaksi redoks dengan elektroda Pt atau elektroda inert dapat digunakan pada titrasi redoks. Oksidator kuat (KMnO4, K2Cr2O7, Co(NO3)3) membentuk lapisan logam-oksida yang harus dibebaskan dengan reduksi secara katoda dalam larutan encer.
 Persamaan Nernst memberikan hubungan antara potensial relatif suatu elektroda dan konsentrasi spesies ioniknya yang sesuai dalam larutan. Potensiometri merupakan aplikasi langsung dari persaman Nernst dengan cara pengukuran potensial dua elektroda tidak terpolarisasi pada kondisi arus nol. Dengan pengukuran pengukuran potensial reversibel suatu elektroda, maka perhitungan aktivitas atau konsentrasi suatu komponen dapat dilakukan.
Potensial dalam titrasi potensiometri dapat diukur sesudah penambahan sejumlah kecil volume titran secara berturut-turut atau secara kontinu dengan perangkat automatik. Presisi dapat dipertinggi dengan sel konsentrasi. Elektroda indikator yang digunakan dalam titrasi potensiometri tentu saja akan bergantung pada macam reaksi yang sedang diselidiki. Jadi untuk suatu titrasi asam basa, elektroda indikator dapat berupa elektroda hidrogen atau sesuatu elektroda lain yang peka akan ion hidrogen, untuk titrasi pengendapan halida dengan perak nitrat, atau perak dengan klorida akan digunakan elektroda perak, dan untuk titrasi redoks (misalnya, besi(II)) dengan dikromat digunakan kawat platinum semata-mata sebagai elektroda redoks.
Alat dan bahan:
·                     Buret
·                     Gelas kimia 500 ml
·                     Gelas ukur
·                     Pipet tetes
·                     Corong
·                     Neraca Analitik
·                     NaHCO3 0,15 gram
·                     Aquades
·                     HCl
·                     Kertas timbang
·                     Batang pengaduk
·                     Statip
·                     Klem
·                     pH meter
Cara kerja:
·                     timbang 0.15 gram NaHCO3, masukan kedalam gelas kimia 500 ml. Larutkan dengan 200 ml air.
·                     Titrasi dengan larutan HCl dan ukur pH larutan setiap penambahan 1 ml HCl hingga 25 ml.
·                     Buat grafik pH dan tentukan TE dan juga perhitungannya.


Hasil percobaan:

Volume HCl
pH
1 ml
8.7
2 ml
8.1
3 ml
7.9
4 ml
7.6
5 ml
7.5
6 ml
7.3
7 ml
7.2
8 ml
7.0
9 ml
6.9
10 ml
6.9
11 ml
6.8
12 ml
6.7
13 ml
6.6
14 ml
6.5
15 ml
6.5
16 ml
6.4
17 ml
6.6
18 ml
6.4
19 ml
6.4
20 ml
6.3
21 ml
6.3
22 ml
6.2
23 ml
6.2
24 ml
6.1
25 ml
6.0














Perhitungan:
MEK HCl : MEK NaHCO3             BE = Mr
MEK HCl : Mg/BE
MEK HCl: 152.4 / 84 = 1.8143
[HCl] : MEK HCl / V TE
[HCl] : 1.8143 / 7 = 0.2592 N
Kadar NaHCO3:
V TE + N HCl + BE / Mg sample x 100%
7 + 0.1 + 84 / 152.4 x 100% = 59.7769%
Grafik:
Kesimpulan:
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa Titik Ekivalen pada pemakaian titrasi HCl terdapat pada 7 ml. Grafik menunjukan penurunan dan ada yang meningkat pada volume 17 ml. Jadi, dalam percobaan ini tidak sesuai dengan yang diinginkan karena seharusnya menurun secara drastis. Konsentrasi HCl yang didapat adalah 0.2592 N. Dan kadar dari NaHCO3 sebanyak 59.7769%. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar