BAB I
DESKRIPSI DAERAH
Lokasi yang diambil untuk membuat
laporan ini di Jl. Wareng RT.13 RW.04 Kelurahan Cipadung Kulon, Kecamatan
Panyileukan Ujungberung Bandung Timur. Dimana tempat ini adalah daerah yang
cocok untuk dibuat laporan karena banyaknya penderita DBD (Demam berdarah) yang
disebabkan oleh parasit Aedes Aegypti.
Di daerah ini tidak terlalu banyak
penduduknya tetapi karena lingkungan yang kurang baik bisa mendatangkan
penyakit-penyakit, salahsatunya ialah DBD yang disebabkan oleh parasit Aedes Aegypti.
Lingkungan daerah tersebut terdapat
banyak rawa yang kurang dijaga sehingga sebagian dari rawa tersebut telah
ditutupi oleh tanaman-tanaman air besar sehingga banyak mikroorganisme yang
hidup karena kurangnya cahaya matahari. Airnya yang kotor juga bisa membuat
lingkungan tercemar dan bisa membuat parasit-parasit tinggal dan berkembang.
Di daerah itu pun terdapat
pembuangan sampah yang dibuang dipinggir kali sampai menggunduk dan tidak
dibuang dengan semestinya. Sampah itu pun didiamkan selama berbulan-bulan dan
tercampur dengan air kali yang sering meluap saat banjir sehingga sampah pun
menjadi hitam dan berbau busuk.
Adanya kaleng-kaleng bekas yang
dibuang didepan rumah dan tidak dikubur dengan semestinya juga bisa
mengakibatkan parasit ini bisa berkembangbiak.
Di rumah-rumah warga pun banyak
yang memiliki tanaman hias yang potnya terdapat penampungan air, ini pun bisa
menjadi penghuni dari parasit ini yang menetaskan telurnya dan mengembangbiakan
disana.
Tanda-tanda yang saya peroleh
inilah yang membuat saya memilih lokasi ini dan parasit yang akan saya
jelaskan. Karena Aedes Aegypti juga
mempunyai tanda-tanda seperti ini maka saya membuat laporana tentang penyebaran
Aedes Aegypti di daerah ini.
BAB II
KAJIAN PENYEBARAN
PENYAKIT
Penyakit DBD disebabkan karena virus dengue yang
disebarkan oleh vektor nyamuk Aedes.
Pencegahan penyakit DBD yang paling utama adalah memberantas vektor penyakit,
yaitu membasmi nyamuk Aedes. Strategi
pemberantasan nyamuk yang ideal harus didasarkan pemahaman yang baik tentang
profil nyamuk tersebut meliputi pola kembang biak, cara penularan,
karakteristik virus di dalam tubuh nyamuk dan sebagainya.
Penularan
penyakit DBD dari satu orang ke orang lain dengan perantara nyamuk Aedes. Penyakit ini tidak akan menular
tanpa ada gigitan nyamuk. Nyamuk pembawa virus dengue yang paling utama adalah
jenis Aedes aegypti, sedangkan Aedes albopictus relatif jarang.
Nyamuk Aedes
dapat berkembang di dalam air bersih yang menggenang lebih dari lima hari.
Dapat berkembangbiak di air dengan volume minimal kira-kira 0.5 sentimeter atau
sama dengan satu sendok teh saja. Siklus perkembangbiakan nyamuk berkisar
antara 10-12 hari. Kemampuan terbangnya antara 40 hingga 100 m.
Cara
penularan penyakit DBD adalah melalui gigitan nyamuk Aedes yang mengigit penderita DBD kemudian ditularkan kepada orang
sehat. Masa menggigitnya yang aktif ialah pada awal pagi yaitu dari pukul 8
hingga 10 dan sore hari dari pukul 3 hingga 5.
Nyamuk Aedes aegypti lebih suka berkelana
mencari mangsanya di siang hari dibanding nyamuk lain yang cenderung menyerang
manusia pada malam hari. Setelah menggigit tubuh manusia sengan cepat perutnya
menjadi buncit dipenuhi kira-kira dua hingga empat miligram darah atau sekitar
1.5 kali berat badannya.
Berbeda dengan
spesies sejenis lainnya, lazimnya sudah cukup puas menggigit satu mangsa pada
periode setelah bertelur hingga akhir hidupnya, Aedes mempunyai kebiasaan menggigit beberapa orang secara
bergantian dalam jangka waktu singkat.
Nyamuk betina menghisap darah manusia untuk
mendapatkan protein bagi keperluan pembiakannya. Tiga hari selepas menghisap
darah, ia akan menghasilkan hingga 100 butir telur yang halus seperti pasir.
Nyamuk dewasa akan terus menghisap darah dan bertelur lagi.
Apabila nyamuk betina menggigit atau menghisap darah
orang yang menagalami infeksi dengue, virus akan masuk ke dalam tubuh nyamuk.
Diperlukan waktu sembilan hari oleh virus dengue untuk hidup dan membiak di
dalam air liur nyamuk.
Apabila nyamuk yang terjangkit menggigit manusia, ia
akan memasukkan virus dengue yang berada di dalam air liurnya ke dalam sistem
aliran darah manusia. Setelah empat hingga enam hari atau yang disebut sebagai
periode inkubasi, penderita akan mulai mendapat demam yang tinggi.
Penularan mekanik juga dapat terjadi apabila nyamuk Aedes betina sedang menghisap darah
orang yang terinfeksi virus dengue diganggu dan nyamuk itu segera akan
menggigit orang lain pula. Hal ini menyebabkan virus yang terdapat di dalam Belalai
nyamuk tersebut akan masuk ke dalam peredaran darah orang kedua tanpa
memerlukan masa inkubasi. Seekor nyamuk yang sudah terjangkit akan membawa
virus itu di dalam badannya sampai berakhir kehidupannya.
BAB III
KAJIAN PUSTAKA
3.1 Penjelasan tentang Demam Berdarah
Demam berdarah (DB) atau demam berdarah dengue (DBD)
adalah penyakit demam akut yang ditemukan di daerah tropis, dengan penyebaran
geografis yang mirip dengan malaria. Penyakit ini disebabkan oleh salah satu
dari empat serotipe virus dari genus Flavivirus,
famili Flaviviridae. Setiap serotipe cukup berbeda sehingga tidak ada
proteksi-silang dan wabah yang disebabkan beberapa serotipe (hiperendemisitas)
dapat terjadi. Demam berdarah disebarkan kepada manusia oleh nyamuk Aedes aegypti.
Penyakit ini ditunjukkan melalui munculnya demam
secara tiba-tiba, disertai sakit kepala berat, sakit pada sendi (mialgia),
sakit pada otot (artralgia) dan ruam; ruam demam berdarah mempunyai ciri-ciri
merah terang, petekial dan biasanya mucul dulu pada bagian bawah badan pada
beberapa pasien, ia menyebar hingga menyelimuti hampir seluruh tubuh. Selain
itu, radang perut bisa juga muncul dengan kombinasi sakit di perut, rasa mual,
muntah-muntah atau diare, pilek ringan disertai batuk-batuk. Kondisi waspada
ini perlu disikapi dengan pengetahuan yang luas oleh penderita maupun keluarga
yang harus segera konsultasi ke dokter apabila pasien/penderita mengalami demam
tinggi 3 hari berturut-turut. Banyak penderita atau keluarga penderita
mengalami kondisi fatal karena menganggap ringan gejala-gejala tersebut.
Diagnosis demam berdarah biasa dilakukan secara
klinis. Biasanya yang terjadi adalah demam tanpa adanya sumber infeksi, ruam
petekial dengan trombositopenia dan leukopenia relatif. Tidak ada vaksin yang
tersedia secara komersial untuk penyakit demam berdarah.
Pencegahan utama demam berdarah terletak pada
menghapuskan atau mengurangi vektor nyamuk demam berdarah. Insiatif untuk
menghapus kolam-kolam air yang tidak berguna (misalnya di pot bunga) telah
terbukti berguna untuk mengontrol penyakit yang disebabkan nyamuk, menguras bak
mandi setiap seminggu sekali, dan membuang hal-hal yang dapat mengakibatkan
sarang nyamuk demam berdarah Aedes
Aegypti.
Pencegahan Alternatif yang mulai dilakukan adalah
penggunaan tanaman pengusir nyamuk. Meskipun belum terbukti secara ilmiah hal
ini sudah banyak dilakukan masyarakat sejak lama. Beberapa tanaman tersebut di
antaranya adalah zodia, geranium, lavender dan serai wangi.
3.2 Pengertian Aedes Aegypti
Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue penyebab penyakit demam
berdarah. Selain dengue, A.aegypti juga merupakan pembawa virus demam
kuning (yellow fever)
dan chikungunya.
Penyebaran jenis ini sangat luas, meliputi hampir semua daerah tropis di
seluruh dunia. Sebagai pembawa virus dengue, A. aegypti merupakan pembawa utama (primary vector) dan bersama Aedes albopictus menciptakan
siklus persebaran dengue didesa dan kota. Mengingat keganasan penyakit demam
berdarah, masyarakat harus mampu mengenali
dan mengetahui cara-cara mengendalikan jenis ini untuk membantu mengurangi
persebaran penyakit demam
berdarah.
3.3 Morfologi Aedes Aegypti
3.3.1
Telur
Telur Aedes berbentuk lonjong seperti telur,
diletakan satu-persatu di atas permukaan air. Akan menetas selama 7 hari.
3.3.2
Larva
Larva
nyamuk Aedes terdiri dari empat
instar, makanan larva adalah mikroorganisme yang ada di sekitar tempat
perindukannya, lamanya stadium larva antara 6-8 hari. Pertumbuhan larva
dipengaruhi oleh makanan, suhu air, cahaya dan kejernihan air. Memiliki Siphon
yang pendek dan gemuk sebagai alat untuk bernapas, tidak memiliki rambut palma
(rambut kipas), memiliki Comb scale satu baris, memiliki rambut Siphon satu
kelompok, posisi istirahat membentuk sudut dengan permukaan air.
3.3.3
Pupa
Air
tube berbentuk seperti tabung dengan lubang memanjang dan pasa paddle tidak
berduri. Lamanya stadium pupa pada keadaan optimum adalah 1-2 hari.
3.3.4
Nyamuk dewasa
Nyamuk Aedes aegypti dewasa memiliki
ukuran sedang dengan tubuh berwarna hitam kecoklatan. Tubuh dan tungkainya
ditutupi sisik dengan gari-garis putih keperakan. Di bagian punggung (dorsal) tubuhnya tampak dua garis
melengkung vertikal di bagian kiri dan kanan yang menjadi ciri dari spesies
ini. Sisik-sisik pada tubuh nyamuk pada umumnya mudah rontok atau terlepas
sehingga menyulitkan identifikasi pada nyamuk-nyamuk tua. Ukuran dan warna
nyamuk jenis ini kerap berbeda antar populasi, tergantung dari kondisi
lingkungan dan nutrisi yang diperoleh nyamuk selama perkembangan. Nyamuk jantan
dan betina tidak memiliki perbedaan dalam hal ukuran nyamuk jantan yang umumnya
lebih kecil dari betina dan terdapatnya rambut-rambut tebal pada antena nyamuk
jantan. Kedua ciri ini dapat diamati dengan mata telanjang.
3.4 Perilaku dan Siklus Hidup
Aedes
aegypti bersifat
diurnal atau aktif pada pagi hingga siang
hari. Penularan penyakit dilakukan oleh nyamuk betina karena hanya nyamuk
betina yang mengisap darah. Hal itu dilakukannya untuk memperoleh asupan
protein yang diperlukannya untuk memproduksi telur. Nyamuk jantan tidak membutuhkan
darah dan memperoleh energi dari nektar bunga ataupun tumbuhan. Jenis ini
menyenangi area yang gelap dan benda-benda berwarna hitam atau merah. Demam
berdarah kerap menyerang anak-anak karena anak-anak cenderung duduk di dalam
kelas selama pagi hingga siang hari dan kaki mereka yang tersembunyi di bawah
meja menjadi sasaran empuk nyamuk jenis ini.
Infeksi
virus dalam tubuh nyamuk dapat mengakibatkan perubahan perilaku yang mengarah
pada peningkatan
kompetensi vektor, yaitu
kemampuan nyamuk menyebarkan virus. Infeksi virus dapat mengakibatkan nyamuk
kurang handal dalam mengisap darah, berulang kali menusukkan
proboscis nya, namun tidak berhasil mengisap
darah sehingga nyamuk berpindah dari satu orang ke orang lain. Akibatnya,
risiko penularan virus menjadi semakin besar.
Nyamuk
A.aegypti, seperti halnya
culicines lain, meletakkan telur pada permukaan
air bersih secara individual. Telur berbentuk elips, berwarna hitam dan
terpisah satu dengan yang lain. Telur menetas dalam 1 sampai 2 hari menjadi
larva. Terdapat empat tahapan dalam perkembangan larva yang disebut
instar. Perkembangan dari
instar 1 ke instar 4 memerlukan waktu sekitar 5 hari. Setelah mencapai instar
ke-4, larva berubah menjadi pupa di mana larva memasuki masa dorman. Pupa
bertahan selama 2 hari sebelum akhirnya nyamuk dewasa keluar dari pupa.
Perkembangan dari telur hingga nyamuk dewasa membutuhkan waktu 7 hingga 8 hari,
namun dapat lebih lama jika kondisi lingkungan tidak mendukung.
Telur Aedes aegypti tahan kekeringan dan dapat bertahan
hingga 1 bulan dalam keadaan kering. Jika terendam air, telur kering dapat
menetas menjadi larva. Sebaliknya, larva sangat membutuhkan air yang cukup
untuk perkembangannya. Kondisi larva saat berkembang dapat memengaruhi kondisi
nyamuk dewasa yang dihasilkan. Sebagai contoh, populasi larva yang melebihi
ketersediaan makanan akan menghasilkan nyamuk dewasa yang cenderung lebih rakus
dalam mengisap darah. Sebaliknya, lingkungan yang kaya akan nutrisi
menghasilkan nyamuk-nyamuk.
3.5 Habitat
Di
Indonesia, nyamuk
A. aegypti umumnya memiliki habitat di lingkungan
perumahan, di mana terdapat banyak genangan air bersih dalam bak mandi ataupun
tempayan. Oleh karena itu, jenis ini bersifat
urban, bertolak belakang
dengan
A. albopictus yang cenderung berada di daerah hutan
berpohon rimbun (sylvan areas).
Nyamuk Aedes Aegypty mulanya berasal dari Mesir yang
kemudian menyebar ke seluruh dunia, melalui kapal laut atau udara. Nyamuk hidup
dengan baik di belahan dunia yang beriklim tropis dan subtropis seperti Asia,
Afrika, Australia, dan Amerika.
Secara fisik bentuk nyamuk aedes adalah hitam putih pada kaki dan badannya, `pontianak’
kecil berukuran lebih kurang lima milimeter. Hanya nyamuk betina yang menggigit
dan menghisap darah serta memilih darah manusia untuk mematangkan telurnya.
Sedangkan nyamuk jantan tidak bisa menggigit dan menghisap darah, melainkan
hidup dari sari bunga tumbuh-tumbuhan.
3.6 Pengendalian
Vektor
Cara yang hingga saat ini masih dianggap paling tepat
untuk mengendalikan penyebaran penyakit demam berdarah adalah dengan
mengendalikan populasi dan penyebaran vektor.
Program yang sering dikampanyekan di Indonesia adalah
3M, yaitu menguras, menutup, dan mengubur.
·
Menguras bak mandi, untuk memastikan tidak adanya
larva nyamuk yang berkembang di dalam air dan tidak ada telur yang melekat pada
dinding bak mandi.
·
Menutup tempat penampungan air sehingga tidak ada nyamuk
yang memiliki akses ke tempat itu untuk bertelur.
·
Mengubur barang bekas sehingga tidak dapat menampung
air hujan dan dijadikan tempat nyamuk bertelur.
·
Melakukan kebiasaan baik, seperti makan makanan
bergizi, rutin olahraga, dan istirahat yang cukup
·
Fogging atau pengasapan hanya akan mematikan nyamuk
dewasa, sedangkan bubuk abate akan mematikan jentik pada air. Keduanya harus
dilakukan untuk memutuskan rantai perkembangbiakan nyamuk
Beberapa cara alternatif pernah dicoba untuk
mengendalikan vektor dengue ini, antara lain mengintroduksi musuh alamiahnya
yaitu larva nyamuk Toxorhyncites sp. Predator larva Aedes sp.
ini ternyata kurang efektif dalam mengurangi penyebaran virus dengue.
Sebuah
penelitian melepas Aedes aegypti yang
terinfeksi bakteri lalat buah disebut Wolbachia. Bakteri membuat nyamuk kurang
mampu membawa virus demam berdarah sehingga membatasi penularan demam berdarah
jika meluas dalam populasi nyamuk.
3.7 Penyebaran
Nyamuk Aedes
aegypti berasal dari Afrika Timur, kemudian menyebar kearah timur dan
barat, di daerah tropis dan subtropis pada batas lintang 400 lintang
utara dan 400 lintang selatan.Nyamuk ini tersebar luas di daerah
tropis dan subtropis di asia tenggara, terutama di daerah perkotaan. Penyebaran
nyamuk kelingkungan pedesaan disebabkan adanya perbaikan sarana transportasi
dan pengembangan sarana suplai air sampai kepedesaan.
Ketinggian dari pemukaan laut merupakan faktor yang
paling penting bagi penyebaran nyamuk Aedes
aegypti. Di India, nyamuk Aedes
aegypti berada pada ketinggian 0 – 100 meter dari permukaan laut. Di negara
negara asia tenggara penyebarannya hanya sampai ketinggian 1500 meter.
3.8 Waktu Pengisapan
Nyamuk Aedes aegypti lebih suka berkelana
mencari mangsanya di siang hari dibanding nyamuk lain yang cenderung menyerang
manusia pada malam hari. Setelah menggigit tubuh manusia sengan cepat perutnya
menjadi buncit dipenuhi kira-kira dua hingga empat miligram darah atau sekitar
1.5 kali berat badannya. Hinggap antara lain di gantungan baju, dan berkembang
biak di tempat penampungan air bersih seperti Bak mandi, tempayan, tempat minum
burung dan barang-barang bekas yang dibuang sembarangan yang pada waktu hujan
terisi air.
3.9 Diagnosa
Penyakit
demam berdarah didiagnosis dengan melihat gejala yang muncul, seperti demam
tinggi dan munculnya ruam. Namun, karena gejala penyakit demam berdarah
kadangkala sulit dibedakan dengan penyakit malaria, leptospirosis, maupun demam
tifoid maka biasanya pekerja medis atau dokter akan terlebih dahulu mengecek
sejarah kesehatan dan perjalanan pasien untuk mencari informasi kemungkinan
pasien tergigit nyamuk. Selain itu untuk mendapatkan ketepatan diagnosis yang
lebih tinggi umumnya dilakukan berbagai uji laboratorium.
Beberapa
tes yang biasanya dilakukan adalah studi serologi untuk mengetahui ada tidaknya
antibodi terhadap virus dengue di tubuh pasien, menghitung titer antibodi
terhadap virus dengue, dan penghitungan sel darah lengkap (sel darah merah, sel
darah putih, dan trombosit).
Selain itu, uji laboratorium lain yang
dapat dilakukan adalah uji inhibisi hemaglutinasi, uji
ELISA, dan
reaksi berantai polimerase reverse transcriptase untuk mendeteksi
antigen, antibodi, atau asam nukleat spesifik terhadap virus dengue.
Uji-uji
tersebut dapat memakan waktu beberapa hari.
3.10 Ciri-ciri
terjangkit Demam Berdarah
·
Nafas menjadi tidak normal (sesak)
·
Tanpa sebab tiba tiba suhu badan
meningkat dan disertai demam dan panas selama 7 hari
·
demam dan Panas tidak kunjung reda
setelah minum obat.
·
Nafsu makan menurun, dan bawaannya mual
ingin mutah
·
Proses Buang Air Besar tidak lancar
seperti bebelen, dan warnanya juga tidak normal
·
Kepala terasa mudah pusing
·
Kulit menjadi tampak kemerahan bintik
bintik.
·
Jika suhu semakin tinggi dan kepala
terus pusing, terkadang bisa hilang kesadaran (pingsan)
BAB
IV
SIMPULAN
DAN SARAN
§
Nyamuk Aedes
aegypti adalah vektor pembawa
virus dengue penyebab penyakit demam berdarah
§
Infeksi virus dengue dapat
bermanifestasi pada beberapa luaran, meliputi demam biasa, demam berdarah
(klasik), demam berdarah dengue (hemoragik), dan sindrom syok dengue.
§
Umur nyamuk betina berkisar antara 2 minggu
sampai 3 bulan atau rata-rata 11/2 bulan dan tergantung suhu kelembaban udara
sekelilingnya. Kepadatan nyamuk akan meningkat saat musim hujan.
§
Nyamuk Aedes
aegypti adalah nyamuk yang mempunyai sifat yang khas, menggigit pada waktu
siang yaitu pada pagi dan sore hari, hinggap antara lain di gantungan baju, dan
berkembang biak di tempat penampungan air bersih seperti Bak mandi, tempayan,
tempat minum burung dan barang-barang bekas yang dibuang sembarangan yang pada
waktu hujan terisi air.
§
Dalam upaya pemberantasan vektor tersebut antara
lain masyarakat dapat berperan secara aktif dalam pemantauan jentik berkala dan
melakukan gerakan serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). PSN secara umum
adalah melakukan gerakan 3M yaitu menguras bak air, menutup tempat yang mungkin
menjadi sarang berkembang biak nyamuk, mengubur barang-barang bekas yang bisa
menampung air. Di tempat penampungan air seperti bak mandi diberikan insektisida
yang membunuh larva nyamuk seperti abate. Ini bisa mencegah perkembangbiakan
nyamuk selama beberapa minggu, tapi pemberiannya harus diulang setiap periode
waktu tertentu.
§
Dengan demikian gerakan PSN dengan 3M Plus yaitu
menguras tempat-tempat penampungan air minimal seminggu sekali atau menaburinya
dengan bubuk abate untuk membunuh jentik nyamuk. Menutup rapat-rapat tempat
penampungan air agar nyamuk Aedes aegipty
tidak bisa bertelur. Mengubur dan membuang barang-barang bekas seperti Ban
bekas, kaleng bekas yang dapat menampung air hujan.
§
Pemberantasan DBD akan berhasil dengan baik jika
upaya PSN dengan 3M Plus dilakukan secara sistematis, terus-menerus berupa
gerakan serentak, sehingga dapat mengubah perilaku masyarakat dan lingkungannya
ke arah perilaku dan lingkungan yang bersih dan sehat, tidak kondusif untuk
hidup nyamuk Aedes aegypti.
DAFTAR
PUSTAKA
Natadisastra Djaenudin,dkk.(2009).Parasitologi Kedokteran Ditinjau dari Organ
Tubuh yang Diserang. EGC: Jakarta.